Tuntunan

20.20 0 Comments

Hilang kurasa getir hati.
Tapi hilang jua bahgia ku.
Indah kurasa bayang ini.
Dan datang pula gundah itu.

Bagaikan desir angin menyapu awan.
Kurasa tapi tak kuraba.
Seperti guruh yang menyergap.
Takut tapi tak menyiksa.

Seperti hidup sang pengembara.
Berjalan diantara hutan kehidupan.
Persis hidup seorang abdi raja.
Hanya berjalan dengan setia.

Garis Tuhan terlalu pasti.
Sang penunjuk jalan kita.

--

0 komentar:

Bahasa & Hidup (I)

17.55 0 Comments

***

Diam-diam dari warung kopi kuperhatikan 2 orang yang sedang sibuk memeriksa bawaannya.
“Alah, aya nu poho!”.
Begitulah kira-kira ucapan yang keluar dari mulutnya. Dengan aksen khas Cianjuran yang memberikan kesan yang agak berbeda dibanding teman-teman lain yang istilahnya “salembur” (sama asalnya dari tanah Sunda).
Asal muasal dia memang berbeda. Lahir memang di Bogor, tapi besar di Cianjur lalu menetap disini. Sukabumi.
“Halah, terlupa pula?.”
Jawaban keluar dari mulut temannya. Sudah bisa ditebak asalnya dari mana. Batak. Ia orang rantau yang cukup sukses. Ia punya satu toko sembako yang memang tidak terlalu besar, tapi dapat menggaji 2 orang pekerjanya. Yang salah satunya adalah si orang Cianjur ini.
“Masih leuheung bahasa mereka”. Ujar ku dalam hati. “Beda dengan preman itu”.
“Mayar moal sia, kehed?!” Sambil mengancam akan menampar.
Kepalaku seperti otomatis menggeleng-geleng melihat kejadian itu. Pedagang sendal itu langsung memberikan sejumlah uang ke preman itu.


***

Ia kadang mati. Kadang hidup. Kadang sakit. Kadang sehat. Tapi ia bukan makhluk hidup dan punya kedekatan khusus dengan umat manusia.
Ia dibungkam agar mati. Karena sekali ia membual bisa kacau situasi ataupun karena bila ia berteriak akan tersingkap satu fakta yang menyedihkan.
           
              Ia dihidupkan agar tercipta keamanan. Atau agar tercipta satu kebohongan.
              Ia terlihat sakit karena dirusak, dinodai modernisasi.
              Ia terlihat sehat karena dijaga, dirawat dengan baik.

Itulah Bahasa. Salah satu dari sekian banyak cara manusia berkomunikasi dan yang paling umum digunakan.

Merupakan teknik komunikasi yang sudah dipakai berabad-abad di sepanjang sejarah peradaban manusia dan sangat erat kaitannya dengan perkembangan manusia dari waktu ke waktu. Dari Bahasa yang ini sampai yang itu. Berderet ribuan bahkan mungkin jutaan Bahasa yang berbeda-beda.

                Lalu, bagaimana kita? Negara Kesatuan Republik Indonesia?.

Jangan ditanya soal banyaknya bahasa. Kita ini gudang-nya. Di negara lain yang berbeda paling-paling hanya aksen saja ataupun bahasanya hanya sedikit terpakai. Tapi di negara kita semuanya benar-benar terasa perbedaannya.

Perkumpulan rantau adalah salahsatu buktinya.

Ya. Dimanapun seorang perantau berada bila sudah bertemu satu sama lain, bahasa tanah kelahirannya pasti yang akan dipakai. Ditambah segala jurus kebahasaan seperti senda gurau, pantun, cerita dan hal-hal lainnya.
Di seri artikel rahayatsunda.blogspot.com ini akan menyingkap segala hal yang bersangkut-paut dengan bahasa yang Insya Allah bermanfaat dan bisa dijadikan acuan sumber yang valid bagi pembaca.

0 komentar:

Bahagia Kami Sehari, Hari Perlawanan Nasional

17.43 1 Comments

Seorang bisa disebut suhu saya belum puas melihat artikel yang saya buat di blog ini. Jadi saya putuskan untuk melanjutkan tema Pertempuran Konvoy.

70 tahun yang lalu, Perang Dunia kedua mulai merasuki daerah Asia Timur Raya

Sudah jatuh tertimpa tangga. Jepang menyerah kalah perang karena dibombardirnya kota Hiroshima dan Nagasaki, dan juga kehilangan Asia Timur Raya-nya. Ekspansi daerah pun gagal. Tapi, dibalik itu semua rasa nasionalisme penduduk Asia Timur Raya bangkit dan berdirilah negara-negara tersendiri di daerah tersebut. Salah satunya negara kita.

Dan saat itu, negara kita tercinta yang baru terlepas dari belenggu penjajahan. Masih sangat terguncang oleh sekutu yang membawa Belanda dengan niat kembali menguasai daerah jajahannya dulu.

Banyak tragedi yang terjadi saat sepuh-sepuh mempertahankan kemerdekaannya. Peristiwa 10 November di Surabaya, Palagan Ambarawa, Agresi Belanda, Bandung Lautan Api dan lainnya.
Dan saking cintanya leluhur kita pada negaranya, kejadian-kejadian seperti diatas menjadi tidak terhitung dan dianggap sepele. Padahal yang terjadi dilapangan mungkin saja separah kejadian-kejadian yang besar.

Pertempuran Konvoy, salah satunya. Pencegatan suplai bagi tentara sekutu yang berada di Bandung, dianggap sepele oleh pemerintah.
Pertempuran sepanjang Sukabumi-Cianjur ini memakan banyak sekali korban dan mehancurkan sebuah kota kecil, Cibadak.

Pertama, kejadian penggempuran dari siang menghambat laju konvoy berangkat ke Bandung. Banyak korban berjatuhan dari kedua kubu. Tetapi, Inggris rugi berat karena artileri mereka yang posisinya paling depan dihancurkan oleh teknik “memukul kepala ular berbisa”.

Pemanggilan bantuan udara dari markas sekutu di Jakarta sempat meredam serangan meskipun satu pesawat Masquito ditembak jatuh. Memang sempat tertahan tapi bantuan udara itu membuat pasukan konvoy lepas. Hanya pesawat yang dapat menghentikan sepuh kita.

Kedua, Pembombardiran kota Cibadak tanggal 10 Desember 1945 yang mengahancurkan hampir seluruh wilayah Cibadak. Yaitu dari awal Ongkrak/ujung Pamuruyan sampai Sekarwangi. Masyarakat tersakiti secara batin dan fisik. Batin, mereka kehilangan harta, orang, mata penceharian. Fisik, luka-luka, kelaparan, dan beberapa meninggal.

Ketiga, Penghadangan bantuan pasukan Sekutu di Gekbrong. Awalnya bertujuan untuk membantu pasukan yang tertahan di Sukabumi, tapi mereka sendiri ditahan.

Keempat, Terus tertahan di Sukabumi dan kerepotan, mereka mengutus Mayor Ravingh Singh untuk berunding dengan Letkol Edi Sukardi. Perundingan itu disertai juga oleh Walikota Sukabumi Mr. Syamsudin dan Bupati Sukabumi Mr. Harun.
Pihak sekutu meminta agar keselamatan pasukannya terjamin. Dan pihak TKR meminta agar sekutu konsekuen terhadap penjanjian (pengawalan oleh TKR). Tapi sekutu selalu melanggar karena diotaki oleh Van Mook, pimpinan NICA.

Pelanggaran ini dikarenakan oleh keinginan pihak Belanda dibantu Inggris menguasai kembali koloni Hindia Belanda.
Anehnya, Parlemen Inggris sendiri memprotes pertempuran itu karena hanya membuang-buang anggaran perang. Dari India pun datang protes dari Jawahral Nehru yang tak ingin orangnya berperang melawan TKR.

Kelima, Pertempuran Konvoy berlanjut dari tanggal 10-14 Maret 2016 dari Bojongkokosan sampai Ciranjang. Sejauh 81 km. Penyebabnya pelanggaran perjanjian lagi. Penembak jitu dari TKR ditempatkan di sepanjang jalan tersebut. Baik di bangunan-bangunan, bukit, tebing dan lainnya.

Dari sinilah sekutu muak dan melayangkan ultimatum ke Bandung. Tetapi, masyarakat membungihanguskan terlebih dahulu kota Bandung. Peristiwa inilah yang disebut Bandung Lautan Api.

Keenam, bagian terakhir seharusnya bagian yang bahagia. Tapi sayang, cerita heroik dari Daerah Penyangga Ibu Kota tidak tercatat sebagai peristiwa bersejarah nasional seperti Peristiwa 10 November yang menjadi Hari Pahlawan. Tapi, hanya menjadi Hari Juang Siliwangi yang bersifat regional provinsi dan pastinya tidak merah atau libur. :D
Ketujuh, sempat meminta dijadikan Hari Perlawanan Nasional kepada ibu Presiden Megawati. Tapi, ditolak tanpa alasan oleh KSAD saat itu. Ia berkata “Itu terjadi di setiap daerah, biasa saja”.
Menyedihkan, pengorbanan sesepuh kita dianggap biasa saja oleh KSAD. Berkali-kali dicoba tapi hanya diberikan Hari Juang Siliwangi.

“Panglima harus tanggap, ini Hari Juang Siliwangi. Bukan kami, kami sudah sepuh. Mungkin besok lusa meninggal”


-Letkol TNI (Purn) Ilyas Karim-  

1 komentar:

Astrajingga, A Sundanese Icon

17.41 0 Comments

“Assalamualaikum (may the peace upon you)”. It was the opening sound of Wayang Golek show, and it was Cepot sound by the legendary dalang (master puppeter) Asep Sunandar Sunarya.

Every Sundanese people knows this character. Not like the other character in Sundanese wayang story, he was famous by it's hilarious comedy in every golek show. And sometimes the dalang put some pangeling (nasihat) and spiritual story.
In the past, when the Islamic culture is growing up around the Nusantara (present day: Republic of Indonesia). The golek show is used by ulama (penyebar agama) to teach the Islam in Tatar Sunda (Land of Sunda / Western Java).


Gubrakk (the sound is coming from the coconut tree)

“Lah?” Semar, father of Cepot got up from the chair.

“Ari silaing dititah ngala dua kalah ngala tilu?! (I said just two not three. Are you daft?!)”. Semar ask the Cepot about the coconut fruit

“Dua kulan ieu ge (It's two , dad)”. Answer Cepot in pain

“Naha sada muragna tilu atuh? (Why the “dropped thing” sounds three?)”. Semar ask again.

“Sanes, sarung etamah (No,no. That was my sarung)”. Dengan polosnya Cepot menjawab

“Maenya sarung disada pak gembut? (That wasn't sound of sarung)”. Semar ask again and again

“Apanan jeung dewek (That was me, inside)”. Answer Cepot while cleaning his outfit.

“Oh, paingan atuh (Oh)”.

From Cepot Saparakanca by Demi Dasmana in youtube.

Cepot is the second most popular icon of Sundanese culture, the first is Angklung . Cepot is a creature with “nyunda” (Sundanese) style. With iketan batik as it's hat, black pangsi (Pencak Silat oufit), and the red-blue sarung. It was Sundanese outfit that Sundanese ancestor wear in the past.
But, there is a few place in Western Java that still using it for everyday. Just like the Banten's Baduy at Banten Province, Halimun people of Cikaniki village at the National Park of Halimun-Salak, and so many other place.

His real name was Astrajingga. Astra or Sastra in sanskerta language means tulisan (things that have been writen), and Jingga means red (color).
He was temperamental, easy to angry and impatient. But big smile in his face means he was cheerful, active and happy.

He was born from the shadow of Semar, he wanted a friend when he were going down to the Earth from Kahyangan. That is why, if there's Semar there must be Cepot with him.


Visit my country, Indonesia.

0 komentar:

Cepot. Fakta dari Sang Anak Semar

17.41 0 Comments

“Assalamualaikum..”. Begitulah suara khas sang dalang Asep Sunandar Sunarya saat membawakan karakter Cepot.

Karakter yang menjadi favorit hampir semua orang Sunda. Tak seperti karakter lain yang terlihat “serius” dalam perwatakannya . Sifat humoris dirinya yang selalu mengocok perut penonton. Dan terkadang terselip amanat-amanat, nilai keagamaan dan nilai budaya dihampir setiap lawakannya.

Gubrakk (suara jatuh dari arah pohon kelapa)

“Lah” Semar saat itu sedang santai minum kopi di kursi bangkit

“Ari silaing dititah ngala dua kalah ngala tilu?! (Lah, disuruh ngambil dua malah ngambil tiga?!)”. Tanya Semar

“Dua kulan ieu ge (Ini ngambil 2)”. Balas Cepot yang terlihat masih kesakitan

“Naha sada muragna tilu atuh? (Kenapa suara jatuhnya ada tiga kali?)”. Semar bertanya lagi

“Sanes, sarung etamah (Bukan, itu sarung yang jatuh)”. Dengan polosnya Cepot menjawab

“Maenya sarung disada pak gembut? (Masa sarung jatuh suaranya gudubrak?)” Semar merasa aneh pada anaknya

“Apanan jeung dewek (Kan yang pakenya saya)” Kata Cepot sambil setengah menepak dadanya

“Oh, paingan atuh (Oh, pantesan)”.


Sekilas cuplikan dari video animasi 3D buatan Demi Dasmana yang saya saksikan di youtube.

Cepot, sudah mendarah daging di masyarakat Sunda. Terutama bagi para pecinta wayang golek asli Tanah Pasundan. Penampilannya yang benar-benar “nyunda” adalah ciri khasnya.
Dengan baju pangsi (baju silat) hitam, ikat kepala batik dan tentunya sarung warna merah-biru. Komplit sudah setelan Cepot akan ke-sunda-annya.

Dengan nama asli Astrajingga yang mempunyai misi melindungi para Pandawa dan melindungi negri Amartapura. Ia sangat patuh pada Semar, orangtuanya meskipun tidak didapatkan dari cara perkawinan seperti manusia umumnya.

Ia lahir dari banyangan Semar. Saat Semar akan diutus turun ke Bumi untuk menjaga keturunan Batara Guru (adik Semar), ia meminta pada Sang Hyang Eka Tunggal agar diberikan teman hidup selama di Bumi. Lalu Sang Hyang Eka Tunggal bertanya pada Semar, “Apa yang bisa menemani manusia (setiap saat)”. Semar menjawab, “Banyangan”.
Maka mukzijat terjadi dan muncullah sosok Astrajingga atau Cepot dari bayangan Semar. Itulah sebab mengapa ada Semar ada Cepot ataupun sebaliknya.

Warna merah pada diri Astrajingga atau Cepot berarti ia punya sifat mudah marah dan tak sabaran. Tapi, ia punya wajah yang tersenyum lebar yang mengartikan ia selalu ceria dan humoris.


 Dedikasi tinggi pada para Pandawa dan negaranya dari awal sampai akhir memberi kita pelajaran bahwa menjadi orang yang jujur, setia dan dapat dipercaya adalah hal yang sangat wajib. Lebih-lebih pada masa sekarang, yang semakin sedikit jumlah orang yang berdedikasi tinggi seperti Astrajingga atau Cepot.

0 komentar:

Tahun Pengakhiran, Macan Tutul Jawa

00.06 0 Comments

Kasihan, mungkin adalah kata yang cukup tepat untuk mengisahkan apa yang terjadi pada mereka. Macan Tutul Jawa (Javan leopard / Panthera pardus melas) , spesimen kucing besar satu-satunya yang masih bertahan di tanah Jawa.


Timang, nama dari macan di foto, Kebun Binatang Berlin (vivanews)

 Kalau diibaratkan, Pulau Jawa itu seperti Pulau Kuba, yang ramai dan sangat dekat dengan ibukota. Dan banyak manusia yang membedah hutan dan mengambil tanpa memikirkan dampaknya.

Selama penjajahan Eropa ke Asia, terutama Asia Tenggara adalah saat paling parah dimana pemburuan yang sudah berevolusi. Masyarakat lokal dengan tombak, belati dan panah berusaha habis-habisan memburunya.
Sedangkan orang bule memakai musket (senapan saat itu), yang lebih mematikan.
Kejadian itu juga berlaku pada Cougar (Frontier, Amerika Utara), Harimau Sumatra, Harimau Bali dan juga Harimau Jawa.


Menyerang warga, Macan Tutul  dibunuh di India.

Piraku rek diporo deui?. Populasi nya yang hanya beberapa ratus ekor membuatnya terspesifikasi sebagai hewan yang terancam punah.

Mari kita ingat masa lalu, mari kita jaga masa sekarang, mari kita jamin masa depan yang lebih baik.

0 komentar:

Bojongkokosan Yang Terabaikan Part 5

18.57 0 Comments

Assalamualikum Wr.Wb


Niat dari Belanda yang ingin kembali menguasai Nusantara kandas, sudah jatuh tertimpa tangga.
Sudah dilarang oleh Atlantic Charter, saat ingin merebut kembali dibikin babak belur TKR.
Dari tanggal 10-14 Maret 1946, penghadangan dari Bojongkokosan (Sukabumi) sampai Ciranjang (Cianjur). Sniper TKR ditempatkan disepanjang wilayah tersebut.


               
Pertempuran semakin meluas hingga Bandung.


TKR di Bandung diultimatum Sekutu, agar mereka berpindah ke selatan paling tidak 11km dari Bandung dan paling lambat tanggal 24 Maret 1946 atau Bandung akan dibumihanguskan. Menyadari mereka kekurangan jumlah dan peralatan merekapun pergi meninggalkan Bandung. Tapi, sebelum mereka pergi TKR dan rakyat membumihanguskan Bandung agar saat Sekutu datang Bandung sudah benar-benar hancur dan tidak dapat dimanfaatkan oleh Sekutu.

                Disinilah terjadi peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu Bandung Lautan Api, sampai-sampai Ismail Marzuki menciptakan sebuah lagu untuk mengenang peristiwa tersebut.
Tapi, sebelum peristiwa itu berlangsung terdapat banyak sekali rentetan peristiwa penting yang terjadi, salah satunya adalah Pertempuran Bojongkokosan. Dan peristiwa ini seperti di-“anak tiri”-kan oleh pemerintah, karna hanya menjadi Hari Juang Siliwangi yang sifatnya hanya lokal atau hanya berlaku di kawasan Jawa Barat (tidak jadi hari libur lagi :D).

                Sempat meminta pengajuan via Presiden Ibu Megawati ke KSAD
“Tapi, jawabannya apa setelah disebutkeun,didongengkeun ku saya (diceritakan dengan rinci oleh saya)? Lah itu mah kecil, dimana-mana juga ada. Waduh. Sampai ada yang nangis dari kita. Hemh (tanda kesal) bekas ayahnya, kakeknya. Denger ini banyak yang nangis” cerita Letkol Edi Sukardi.
Pengajuan terus dilakukan dan hasilnya: “Sudah lah, jangan gede-gede teuing (amat), berikanlah Hari Juang Siliwangi” lanjutnya.


Pendapat Saya :
Jujur saya kecewa. Karena mereka juga pejuang dan damage-nya cukup terasa bagi Sekutu (150-an lebih kendaraan hancur ditambah 1 pesawat dan ratusan korban baik luka dan jiwa).  Entahlah.

2 paragraf terakhir dari Official site Desa Bojongkokosan :

Sebuah sejarah perjuangan heroik, puluhan pejuang dan ratusan rakyat yang dengan gagah berani memperjuangkan bangsa dan negara ini dengan jiwa raganya. Pembelajaran hidup yang perlu kita teladani dan dijadikan momentum untuk tetap memelihara jiwa dan semangat kepahlawanan pejuang-pejuang bangsa di daerah yang tak kalah heroik dengan semangat kedaerahannya.
Memang, banyak hal yang bisa dipelajari dari generasi pejuang di negeri ini, antara lain semangat berjuang, keikhlasan, keteguhan hati, semangat pantang menyerah, keberanian,  tidak mengejar imbalan dan seterusnya. Kita generasi muda sekarang banyak berhutang kepada generasi pejuang.
Generasi yang tidak membutuhkan pamrih, penghormatan, dan fasilitas Negara. Karena berjuang memang butuh kesabaran dan pengorbanan baik harta maupun jiwa raga. Kita doakan mereka agar di terima amal ibadahnya, dan mati syahid membela negara kita tercinta ini.Amiiin 

Source :
images.google.com

0 komentar:

Bojongkokosan. Yang Terabaikan Part 4

08.22 1 Comments

Assalamualaikum Wr.Wb

Konvoy tersebut meneruskan perjalanan dengan sisa tentara yang ada, meski begitu mereka tetap tidak akan dilepaskan dengan mudah.

Dan penyerangan diteruskan dan konflik pun menyebar sampai Bojongkokosan hingga perbatasan Cianjur seperti Ungkrak, Selakopi, Cikukulu, Situawi, Ciseureuh hingga Degung. Perang juga meluas hingga lintasan Ngaweng, Cimahpardi, Pasekon, Sukaraja, hingga Gekbrong di perbatasan Sukabumi-Cianjur.


Pada tanggal 10 Desember 1945 terjadi pembombardiran Cibadak dan Sekitarnya untuk membersihkan “gangguan”. Banyak jatuh korban.  Guru saya saat SMP mengatakan, ia pernah menanyai soal pemborbardiran Cibadak pada Ibu Gurunya. Ia bercerita bahwa saat itu Ibu Guru tersebut sedang ada di Pertigaan Pelabuhan Ratu, mungkin daerahan Neglasari. Saat itu ada beberapa pesawat tempur yang melintas sambal menembaki dan membom daerahan Cibadak.

 “Kabeh pada tiarap, loba nu awakna barolong (Semua pada tiarap, banyak yang badannya sampai bolong)” kata guru saya.

Saking repotnya saat pertempuran berlangsung. Pasukan Inggris pun kehabisan amunisi dan mengerahkan pesawat carrier untuk mengangkut dan menerjunkan amunisi.

Bala bantuan datang dari Bandung tanggal 11 November 1945,  tapi ditahan oleh TKR Batailon 3 di Gekbrong, Sukabumi Timur . Akhirnya konvoy tersebut terus saja tertahan di Sukabumi.
                Karna terus terdesak dan tak dapat bergerak, Sekutu mengutus Mayor Ravingh Singh (CMIWW) dari Brigade Inggris di Bogor untuk berunding dengan Letkol Edi Sukardi.


Ilustrasi perundingan oleh PIGURA TVRI

                Perundingan tersebut di ikuti oleh Letkol Edi Sukardi, Walikota Sukabumi Mr. Syamsudin, dan Bupati Sukabumi Mr. Harun. Ravingh Singh meminta agar adanya penjaminan atas keselamatan pasukannya sementara TKR meminta agar konvoy Sekutu dikawal TKR . Gencatan senjata berlangsung selama 1 hari.

Wassalamualikum Wr.Wb

1 komentar:

Bojongkokosan. Yang Terabaikan Part 3

05.11 0 Comments

Assalamualikum Wr.Wb              

 Saat sudah tiba waktunya, para pejuang pun menyerbu. Si anak muda ini lantas ikut menyerbu dengan sebuah granat di tangan.


Sampul buku Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur
                
                Dengan semangat mengelora ia turun dari tebing dan mendekatkan diri ke tank sambal mecoba melemparkannya. Semua yang sedang bertempur terdiam sejenak karena kaget. Si anak ini ia malah tiarap sambil berharap keluarga mengikhlaskan kepergiannya.
                
Tapi tidak ada ledakan sama sekali!, ternyata si anak ini lupa menarik pemicunya. Saya pun menggelengkan kepala saat membacanya :D ada-ada saja.

SPOILER ALERT, uwa-uwa wajib baca eta buku.

Saat TKR berhasil menahan mereka, British yang mempunyai persenjataan yang matang lantas memanggil air support. Yap, untuk membombardir daerah bojong kokosan dan sekitarnya. Saat itulah banyak pejuang yang gugur karena dibombardir dan ditembaki dari atas langit. Dan tidak tanggung-tanggung untuk menumpas hanya satu sektor sekutu mengerahkan 3 pesawat tempur Masquito.

Sampai saat jam 5 sore, hujan lebat turun dan menghentikan serangan udara tersebut.

“Waktu ada serangan udara saya dengan rakyat itu tiarap, begitu” kesaksian Satibi , anggota TKR

“Wuuuuuuuung, dihantem (dihantam) kapal udara sama senjata dari Hizbullah apa itu namanya, senjata Belanda” kesaksian Syuaib , juga anggota TKR

“Setelah hantam-hantaman sama kapal, banyak memang dari sana juga dari musuh yang kesasar sama peluru dari kapal”  kesaksian M. Soleh anggota Pasukan Banteng.


Dari buku The Fighting Cock tulisan E.E Doulton, mengakui bahwa serangan udara inilah yang terberat dari serangan-serangan lain selama bertempur di Jawa. Karena menurut keterangan Prof Nina Lubis ada satu pesawat yang tertembak jatuh.

Wassalamuailkum Wr.Wb

0 komentar:

Install Font Aksara Sunda Ngalagena

12.26 0 Comments

Assalamualaikum Wr.Wb

Sejarah perjuangan untuk standarisasi font Aksara Sunda sampai "diakui" oleh Standar Unicode adalah perjuangan yang sangat berat. Komputerisasi Aksara Sunda pertama kali dibuat oleh Bpk. Dian Tresna Nugraha ditahun 2005 dengan nama "Ngalagena.ttf" dengan set-kode ala Latin.

Diadaptasi dari tulisan tangan langsung!, tentunya kesan realistis akan terasa

Penulisan Pupuh Balakbak dengan font Ngalagena.ttf

  • Paling atas versi tulisan Sunda Modern (Latin)
  • Bagian tengah adalah tulisan di font "Ngalagena.ttf"
  • Paling bawah cara penulisan di keyboard
Cara menulis dengan keyboard (lebih besar artinya harus menekan shift lebih dulu)

Konsonan (huruf mati)

Vokal

Angka

Rarangken

Mangga di-download, Ingat Urang Sunda Kudu Nyunda

Download Link :

Candak Palih Dieu
 
Nama Font : Ngalagena
Tipe : TrueType
Versi : 001.000, Tahun 2005
Lisensi : Gratis kok
Designer : Dian Tresna Nugraha

source :
http://aksarasundabaku.blogspot.co.id/2014/09/font-ngalagena-aksara-sunda.html

Wassalamualaikum Wr.Wb

0 komentar:

[Berita] Panama Papers, Simbol Korupsi Dahsyat

11.57 0 Comments

Sebuah atau beberapa dokumen dari firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca menjadi viral dan marak diperbincangkan media hampir diseluruh dunia.

Dikutip dari TEMPO.COM
Dokumen tersebut terangkum dalam hasil investigasi sebuah organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), sebuah koran dari Jerman, Süddeutsche Zeitung, dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia.
Data Panama Papers sebesar 2,6 terabita, yang berisi informasi sejak 1977 sampai awal 2015, tersebut berhasil diungkap ke publik. Dari data tersebut dapat diintip dunia offshore atau dunia tanpa pajak bekerja.




Mossack Fonseca menjajakan kerahasiaan finansial kepada politikus, penipu, mafia narkoba, miliuner, selebritas, dan bintang olahraga kelas dunia, untuk mendirikan perusahaan di negara surga bebas pajak seperti Panama atau British Virgin Island.

International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang secara bersama-sama membongkar dokumen Panama Papers, menemukan bahwa ada lebih dari 500 bank, cabang dan rekanan, yang pernah bekerja dengan Mossack Fonseca sejak 1970an untuk membantu klien mengelola perusahaan offshore.

Perusahaan-perusahaan di British Virgin Islands, Panama, menjadi surga bebas pajak dan sulit dilacak penegak hukum. Ada daftar sekitar 15.600 perusahaan papan nama (paper companies) yang dibuatkan oleh bank untuk klien mereka yang ingin keuangan mereka tersembunyi.

Beberapa tokoh yang terjerat adalah :

1. Presiden Federasi Russia, Vladimir Putin

2.Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson
dan lainnya

 Anti-Korupsi mungkin hanya sebuah bualan belaka setelah kasus ini terungkap. Lucu memang, dilain sisi ada yang berjuang mati-matian demi kejujuran dan di sisilain mereka berbuat seperti ini. Semoga tidak ada pejabat Indonesia yang terjerat (tapi beberapa sumber menyebutkan ada)

source :
dunia.tempo.co

0 komentar:

Trip - Waduk Cirata view dari Ciranjang, Cianjur

02.12 1 Comments


View dari tempat parkir dekat kantor ASDP, Calincing  by Rayhan

Bagi pemerintah, fungsi utama Danau Cirata, sudah sangat jelas yakni sebagai penyedia energi listrik. Di sana ada PLTA Cirata, yang produknya berupa energi listrik, menyebar ke Tatar Jawa.

Tapi bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat, Danau Cirata yang berada di aliran sungat terbesar di Jawa Barat yakni Sungai Citarum itu, multiguna, antara lain sebagai tempat budidaya ikan air tawar dan pariwisata.

Yap, memang bener apa yang dikatakan di blog diatas, hanya ada air,tambak dan rumah apung sepanjang mata memandang. 
Danau yang besar (yang pernah saya lihat), dengan banyak spot tempat yang bagus seperti Jangari, Kebon Coklat, Nusa Dua (ketiganya di Kecamatan Mande), Maleber (di Kecamatan Cikalongkulon) dan Calincing di Kecamatan Ciranjang. 


View Gunung Batu dari perahu, Calincing  by Rayhan


View dari perahu, Calincing  by Rayhan

Indah, kesannya apalagi saat langit sedang bersih. Terlihat waduk ini dikelilingi oleh banyak perbukitan


View dari perahu, Calincing  by Rayhan

“Sayangnya, pemerintah kurang peka akan hal tersebut (daerah ini). Seandainya saja, Danau Calincing dikelola dengan baik, tentu akan mendatangkan wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga wisatawan dari luar daerah,” paparnya.
Dirinya menyebutkan, Danau Calincing memiliki pesona alami sehingga mudah menarik orang untuk berkunjung. “Sekarang ini, bagaimana mau menarik simpati orang, kalau akses jalan saja tidak memadai, kondisi di sekitar danau masih terlihat banyak sampah, juga warung-warung yang tidak tertata. Hal-hal semacam ini, tentunya akan menutup potensi wisata yang ada,” kata Ketua DPC LSM Patron Pendi Yuda

**Terlalu indah dilupakan**
source :

1 komentar:

Bojongkokosan. Yang Terabaikan Part 2

21.22 1 Comments



Menurut keterangan dari beberapa sumber, pasukan Inggris tertahan selama 4 jam sambil terus menerus di  serbu oleh TKR.
Selama 4 jam, ya, 4 jam. Persenjataan lengkap dan modern dikepung oleh senjata hasil memulung dan bambu runcing. Alangkah hebatnya pejuang kita. Untuk hitungan gugur dari pihak Inggris 24 orang tewas ditambah satu pesawat hancur, puluhan hilang dan ratusan luka-luka.
Strategi yang dipakai memang jitu, membuat sebuah lubang besar di tengah jalan yang diapit oleh tebing tinggi dan rimbun karena ditumbuhi pepohonan. 

Tikungan Bojongkokosan saat ini

                Penyerbuan dimulai saat di satu waktu datang Kabar dari TKR yang ada di Cigombong melalui telepon (entah teleponnya seperti apa) bahwa akan ada konvoy supply dari Jakarta menuju Bandung pada jam 10. Langsung saja masyarakat sekitar mempersiapkan diri sampai datang konvoy tersebut jam 3 sore tanggal 9 Desember 1945.
                Uwa-uwa pasti sudah tahu apa tujuan mereka. Tentu saja untuk membentuk kekuatan di daerah Bandung sebagai daerah yang sangat vital pengaruhnya di jalur Selatan. “Kalau dibiarkan, bukan main kita kalahnya” sepenggal kalimat dari wawancara TVRI di program PIGURA di tahun 2010.
                Kovoy terdiri dari 150-an truk carier (truk angkut), panzer (yang salah satunya ada dipajang di monumen), tank dan ribuan (site official Desa Bojongkokosan) tentara British.
                Ada satu cerita menarik yang pernah saya baca di buku karangan Letkol. Edi Sukardi (Komandan Resimen 3 Sukabumi), berikut rangkuman dari yang saya baca.
 Ada seorang anak muda yang akan melakukan bom bunuh diri. Ya, namanya anak muda pikirannya masih labil. Pembom sudah membuat pos di tepian tebing. Memang itu sudah taktiknya, karena dibagian depan terkumpul artileri saja, sedangkan tentara berada di bagian belakang.

1 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html