Bahagia Kami Sehari, Hari Perlawanan Nasional

17.43 1 Comments

Seorang bisa disebut suhu saya belum puas melihat artikel yang saya buat di blog ini. Jadi saya putuskan untuk melanjutkan tema Pertempuran Konvoy.

70 tahun yang lalu, Perang Dunia kedua mulai merasuki daerah Asia Timur Raya

Sudah jatuh tertimpa tangga. Jepang menyerah kalah perang karena dibombardirnya kota Hiroshima dan Nagasaki, dan juga kehilangan Asia Timur Raya-nya. Ekspansi daerah pun gagal. Tapi, dibalik itu semua rasa nasionalisme penduduk Asia Timur Raya bangkit dan berdirilah negara-negara tersendiri di daerah tersebut. Salah satunya negara kita.

Dan saat itu, negara kita tercinta yang baru terlepas dari belenggu penjajahan. Masih sangat terguncang oleh sekutu yang membawa Belanda dengan niat kembali menguasai daerah jajahannya dulu.

Banyak tragedi yang terjadi saat sepuh-sepuh mempertahankan kemerdekaannya. Peristiwa 10 November di Surabaya, Palagan Ambarawa, Agresi Belanda, Bandung Lautan Api dan lainnya.
Dan saking cintanya leluhur kita pada negaranya, kejadian-kejadian seperti diatas menjadi tidak terhitung dan dianggap sepele. Padahal yang terjadi dilapangan mungkin saja separah kejadian-kejadian yang besar.

Pertempuran Konvoy, salah satunya. Pencegatan suplai bagi tentara sekutu yang berada di Bandung, dianggap sepele oleh pemerintah.
Pertempuran sepanjang Sukabumi-Cianjur ini memakan banyak sekali korban dan mehancurkan sebuah kota kecil, Cibadak.

Pertama, kejadian penggempuran dari siang menghambat laju konvoy berangkat ke Bandung. Banyak korban berjatuhan dari kedua kubu. Tetapi, Inggris rugi berat karena artileri mereka yang posisinya paling depan dihancurkan oleh teknik “memukul kepala ular berbisa”.

Pemanggilan bantuan udara dari markas sekutu di Jakarta sempat meredam serangan meskipun satu pesawat Masquito ditembak jatuh. Memang sempat tertahan tapi bantuan udara itu membuat pasukan konvoy lepas. Hanya pesawat yang dapat menghentikan sepuh kita.

Kedua, Pembombardiran kota Cibadak tanggal 10 Desember 1945 yang mengahancurkan hampir seluruh wilayah Cibadak. Yaitu dari awal Ongkrak/ujung Pamuruyan sampai Sekarwangi. Masyarakat tersakiti secara batin dan fisik. Batin, mereka kehilangan harta, orang, mata penceharian. Fisik, luka-luka, kelaparan, dan beberapa meninggal.

Ketiga, Penghadangan bantuan pasukan Sekutu di Gekbrong. Awalnya bertujuan untuk membantu pasukan yang tertahan di Sukabumi, tapi mereka sendiri ditahan.

Keempat, Terus tertahan di Sukabumi dan kerepotan, mereka mengutus Mayor Ravingh Singh untuk berunding dengan Letkol Edi Sukardi. Perundingan itu disertai juga oleh Walikota Sukabumi Mr. Syamsudin dan Bupati Sukabumi Mr. Harun.
Pihak sekutu meminta agar keselamatan pasukannya terjamin. Dan pihak TKR meminta agar sekutu konsekuen terhadap penjanjian (pengawalan oleh TKR). Tapi sekutu selalu melanggar karena diotaki oleh Van Mook, pimpinan NICA.

Pelanggaran ini dikarenakan oleh keinginan pihak Belanda dibantu Inggris menguasai kembali koloni Hindia Belanda.
Anehnya, Parlemen Inggris sendiri memprotes pertempuran itu karena hanya membuang-buang anggaran perang. Dari India pun datang protes dari Jawahral Nehru yang tak ingin orangnya berperang melawan TKR.

Kelima, Pertempuran Konvoy berlanjut dari tanggal 10-14 Maret 2016 dari Bojongkokosan sampai Ciranjang. Sejauh 81 km. Penyebabnya pelanggaran perjanjian lagi. Penembak jitu dari TKR ditempatkan di sepanjang jalan tersebut. Baik di bangunan-bangunan, bukit, tebing dan lainnya.

Dari sinilah sekutu muak dan melayangkan ultimatum ke Bandung. Tetapi, masyarakat membungihanguskan terlebih dahulu kota Bandung. Peristiwa inilah yang disebut Bandung Lautan Api.

Keenam, bagian terakhir seharusnya bagian yang bahagia. Tapi sayang, cerita heroik dari Daerah Penyangga Ibu Kota tidak tercatat sebagai peristiwa bersejarah nasional seperti Peristiwa 10 November yang menjadi Hari Pahlawan. Tapi, hanya menjadi Hari Juang Siliwangi yang bersifat regional provinsi dan pastinya tidak merah atau libur. :D
Ketujuh, sempat meminta dijadikan Hari Perlawanan Nasional kepada ibu Presiden Megawati. Tapi, ditolak tanpa alasan oleh KSAD saat itu. Ia berkata “Itu terjadi di setiap daerah, biasa saja”.
Menyedihkan, pengorbanan sesepuh kita dianggap biasa saja oleh KSAD. Berkali-kali dicoba tapi hanya diberikan Hari Juang Siliwangi.

“Panglima harus tanggap, ini Hari Juang Siliwangi. Bukan kami, kami sudah sepuh. Mungkin besok lusa meninggal”


-Letkol TNI (Purn) Ilyas Karim-  

Ray19

As a ’Sundanese, we must do anything like a real Sundanese.’Urang Sunda’Kudu Nyunda. kos nu bener we Inggris na :D

1 komentar:

  1. Mantap, artikel sangat menarik dan menambah wawasan saya. Terimakasih

    BalasHapus

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html