Cepot. Fakta dari Sang Anak Semar

17.41 0 Comments

“Assalamualaikum..”. Begitulah suara khas sang dalang Asep Sunandar Sunarya saat membawakan karakter Cepot.

Karakter yang menjadi favorit hampir semua orang Sunda. Tak seperti karakter lain yang terlihat “serius” dalam perwatakannya . Sifat humoris dirinya yang selalu mengocok perut penonton. Dan terkadang terselip amanat-amanat, nilai keagamaan dan nilai budaya dihampir setiap lawakannya.

Gubrakk (suara jatuh dari arah pohon kelapa)

“Lah” Semar saat itu sedang santai minum kopi di kursi bangkit

“Ari silaing dititah ngala dua kalah ngala tilu?! (Lah, disuruh ngambil dua malah ngambil tiga?!)”. Tanya Semar

“Dua kulan ieu ge (Ini ngambil 2)”. Balas Cepot yang terlihat masih kesakitan

“Naha sada muragna tilu atuh? (Kenapa suara jatuhnya ada tiga kali?)”. Semar bertanya lagi

“Sanes, sarung etamah (Bukan, itu sarung yang jatuh)”. Dengan polosnya Cepot menjawab

“Maenya sarung disada pak gembut? (Masa sarung jatuh suaranya gudubrak?)” Semar merasa aneh pada anaknya

“Apanan jeung dewek (Kan yang pakenya saya)” Kata Cepot sambil setengah menepak dadanya

“Oh, paingan atuh (Oh, pantesan)”.


Sekilas cuplikan dari video animasi 3D buatan Demi Dasmana yang saya saksikan di youtube.

Cepot, sudah mendarah daging di masyarakat Sunda. Terutama bagi para pecinta wayang golek asli Tanah Pasundan. Penampilannya yang benar-benar “nyunda” adalah ciri khasnya.
Dengan baju pangsi (baju silat) hitam, ikat kepala batik dan tentunya sarung warna merah-biru. Komplit sudah setelan Cepot akan ke-sunda-annya.

Dengan nama asli Astrajingga yang mempunyai misi melindungi para Pandawa dan melindungi negri Amartapura. Ia sangat patuh pada Semar, orangtuanya meskipun tidak didapatkan dari cara perkawinan seperti manusia umumnya.

Ia lahir dari banyangan Semar. Saat Semar akan diutus turun ke Bumi untuk menjaga keturunan Batara Guru (adik Semar), ia meminta pada Sang Hyang Eka Tunggal agar diberikan teman hidup selama di Bumi. Lalu Sang Hyang Eka Tunggal bertanya pada Semar, “Apa yang bisa menemani manusia (setiap saat)”. Semar menjawab, “Banyangan”.
Maka mukzijat terjadi dan muncullah sosok Astrajingga atau Cepot dari bayangan Semar. Itulah sebab mengapa ada Semar ada Cepot ataupun sebaliknya.

Warna merah pada diri Astrajingga atau Cepot berarti ia punya sifat mudah marah dan tak sabaran. Tapi, ia punya wajah yang tersenyum lebar yang mengartikan ia selalu ceria dan humoris.


 Dedikasi tinggi pada para Pandawa dan negaranya dari awal sampai akhir memberi kita pelajaran bahwa menjadi orang yang jujur, setia dan dapat dipercaya adalah hal yang sangat wajib. Lebih-lebih pada masa sekarang, yang semakin sedikit jumlah orang yang berdedikasi tinggi seperti Astrajingga atau Cepot.

Ray19

As a ’Sundanese, we must do anything like a real Sundanese.’Urang Sunda’Kudu Nyunda. kos nu bener we Inggris na :D

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html